Abstract: Asy’ariyah Ali bin Ismai bin Ishak bin Salim bin Ismail bin Abdullah bin Musa bin Abi Bardah bin Musa al Asy’ari, adalah seorang filsuf yang melakukan penyebarangan dari paham kemu’tazilahan. Asy’ari menekuni ajaran-ajaran Mu’tazilah selama empat puluh tahun, namun kemudian meninggalkannya. Ada banyak kemungkinan sebab-sebab kepindahannya dari paham tersebut, seperti dikatakan al-Subki dan ibn Asakir, pada malam al-Asy’ary bermimpi bertemu Rasulullah SAW, yang mengatakan bahwa mazhab ahli Hadislah yang benar, dan mazhab Mu’tazilah adalah salah. Pendapat lain dari Ahmad Mahmud Subki, menyebutkan bahwa syak itu timbul karena al-Asy’ari menganut mazhab Syafi’I yang mempunyai pendapat teologi berlainan dengan ajaran-ajaran Mu’tazilah, misalnya al-Syafi’I berpendapat bahwa al-Quran tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim dan bahwa Tuhan dapat dilihat di akhirat nanti.Kata kunci: al-Asy’ari; Pengembangan; Pembangunan
No Comments.